Senin, 16 Desember 2024

Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran


Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha ha... Penggalan kalimat seperti itu yang membuat heboh. 

Bila itu diucapkan sesama penjual, tak masalah, biasa saja. Bila itu diucapkan Gus Mftah seperti biasanya, alias memang sering sekali, ketika ia belum menjadi pejabat setingkat menteri, itu pun terbukti tak masalah. Tentu ada yang dari awal yang tak suka alias tak selera dengan cara dakwahnya. Tetapi ibarat angin, ktitik untuknya tak membuat badai atau tak jadi seramai sekarang. Akhirnya akibat dari yang diucapkannya  pada pengajiannya di Magelang tanggal 24 November 2024 itu,  ia mengundurkan diri dari jabatan yang baru sekitar 2 bulan diterimanya.

Setelah Gus Miftah diangkat oleh  Presiden Prabowo menjadi Utusan Khusus Bidang Toleransi dan Pembinaan Sarana Ibadah, maka lebih banyak kamera yang menyorotnya. Ia sebetulnya sudah belasan atau puluhan tahun berdakwah, maka sudah banyak yang mengenalnya. Setelah menjadi pejabat setingkat menteri, maka lebih banyak lagi mata dan telinga yang sebelumnya tak pernah menyaksikan pengajiannya, tak pernah menyimak kiprahnya selama ini, serta hanya mengetahui sepenggal ucapannya itu, ingin tahu lebih jauh pendakwah yang nyentrik itu. Para viewers baru pun sontak kaget menyaksikan gaya bicaranya. Pendakwah koq begitu. Jadi pejabat koq arogan sekali pada orang kecil. 

Video ucapannya kepada penjual es teh menyebar, viral dan sampai memancing berbagai tanggapan, pro dan kontra  Tak kurang Perdana Menteri Malaysia. PM Anwar Ibrahim yang mengaku mendapat kiriman dari sahabat di Indonesia merasa aneh melihat video, ada pendakwah yang berkata-kata kasar. Media di Singapura pun ikut berkonentar tentang asal-usul atau nasab pendiri Pesantren Ora Aji Sleman Yogjakarta itu. Klaim bahwa dirinya masih keturunan Raden Patah dan Brawijaya adalah patut dipertanyakan, karena keberadaan tokoh Brawijaya sendiri sejauh ini masih fiktif.

Tokoh-tokoh di Indonesia tentu lebih banyak lagi yang membicarakan dan membahas salah satu penampilannya tersebut. Mundurnya dirinya dari jabatan Utusan Khusus Presiden tidak menghentikan polemik. Para pencinta, lovers  atau  muhibbin-nya memohon presiden untuk menolak pengunduran dirinya. Sementara program selevel ILC dan berbagai channel podcast, talkshow, pemberitaan dan tayangan di you tube seakan tak mau ketinggalan turut mengangkat topik  tentang tokoh yang berpenampilan mirip penyanyi almarhum Didi Kempot ini. Ia memakai blangkon dan rambut panjang ke belakang. Bedanya Didi Kempot tidak selalu terlihat memakai kaca mata hitam.

Ternyata anak-anak pun mendengar kasus itu. Minimal mereka mengetahui ada penjual es teh yang viral karena dianggap diolok-olok seorang penceramah. Mereka tentu tak terlalu mengikuti perdebatan tentang model dakwah yang penuh guyonan vulgar, apalagi tentang selera atau bahkan moralitas masyarakar pinggiran. Bapak sebelum ini mengenal Gus,Miftah? Anak saya yang menginjak bangku SMA bertanya demikian. Paling tidak  sejak Deddy Corbuzier bersyahadat di pesantrennya, penulis sedikit mengikuti kiprah penceramah yang amat piawai orasinya itu.  Cukup menarik pula mengetahui ia sejak muda adalah orang yang berdakwah di tempat yang luar biasa, yakni di klab malam bahkan lokalisasi. Tak sembarang orang sedia dan mampu memilih peran seperti itu. Meski ia tercatat bukan yang pertama, namun di era sekarang sulit mencari yang lainnya.. 

Mungkin karena yang banyak dihadapi adalah audiens yang sehari-hari menjalani kehidupan sederhana dan keras, maka  bicaranya pun terbiasa ceplas-ceplos, kadang terkesan kasar dan vulgar,  penuh guyon, candaan yang berani sekali. Tetapi itu dianggap kebablasan untuk ukuran masyarakat lainnya.  Ia berprinsip bahwa orang datang ke pengajian harus senang. Yang tidak selera atau tak suka dirinya menganggap ceramahnya kurang berisi dan lebih banyak menghibur saja, seperti pelawak yang diminati orang tak berpendidikan. Candaannya yang dituduhkan penghinaan kepada penjual es teh yang bernama Sunhaji sebenarnya memang sudah biasa diucapkan pada para pedagang di pengajiannya. 

Entahlah kali ini candaannya koq membuat gempar. Tentunya ...barangkali  .... karena ia kini pejabat publik, seorang utusan presiden, setingkat menteri. Agak tak terkendali,  selain guyonan terhadap jamaah, orang kecil atau siapa pun yang hadir di pengajiannya, tak jarang Gus Miftah pun menyindir, mengolok-olok dengan nada guyon terhadap tokoh lain, bahkan pendakwah lain. Tentu saja lantas diikuti tertawa para audiensnya. Jadi selain menghibur dengan ceramahnya yang renyah, Gus Miftah terkesan terlalu berani membicarakan orang lain, yang membikin ada yang tak menyukainya. Tak sedikit yang mengkritisi bagaimana cara dan isi dakwahnya tersebut.

Sikapnya pun untuk sebagian orang tak mudah dipahami. Misalnya Gus Miftah bercerita dalam ceramahnya bahwa pernah ia dibayar 75 juta pada saat diundang oleh seorang pengusaha batu bara. tetapi itu dikembalikannya  Katanya, kamu bayar biduan menyanyi dangdut 5 lagu 150 juta. Sedangkan aku berceramah 1 jam untuk pencitraanmu kau bayar 75 juta. Mau jadi apa generasi muda jika kau lebih menghargai penyanyi dangdut dari pada pendakwah. Setelah itu, ia pulang dengan membawa bayaran dua kali lipat lebih, yakni 200 juta. Hmm...

Kini Gus Miftah bukan pejabat lagi. Namun tetap banyak yang berharap dan banyak pula yang yakin bahwa ia akan eksis terus di dunia dakwah. Tentu ada harapan bahwa ia perlu memperbaiki apa yang kurang, Sebagaimana semua orang selalu perlu muhasabah untuk memperbaiki apa yang kurang. Bila mundurnya Gus Miftah itu jiwa ksatria dan patut menjadi teladan untuk yang merasa bersalah, batapa kita umumnya  tak mudah bersyukur bila mendapat teguran Tuhan atau diingatkan sesama orang beriman. Wallaahu a'lam.

________ 

Lamongan, 16 Desember 2024



Minggu, 15 Desember 2024

Minggu, 01 Desember 2024

Antara Doa dan Kesombongan

_______

Berdoalah, mintalah, sebutkan keluh kesahmu kepada Allah walau itu hal kecil, detil atau rincian urusan. Allah Maha Mendengar. Ia Maha Lembut, Maha Penyantun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ia pun berjanji akan mengabulkan segala permohonan. Ud'uwniy astajiblakum.

Jangan mengeluh, sambat, suka curhat pada sesama. Ingat nasihat  Sahabat Ali bin Abi Thalib ra., orang yang menyayangimu akan  jadi sedih, orang yang tak menyukaimu akan mentertawakan dan menghina. Tidak bersyukur dan tidak bersabar adalah keburukan yang menjerumuskan. Jangan bodohkan diri dengan meninggalkan Allah. Iinassyirka ladhulmun 'adhiim. 

Merendahkan diri, mengemis, menangis, mengharap belas kasih Allah dengan shalat, beruku', bersujud adalah justru meninggikan derajatmu di sisi Allah. Apalagi bila keimananmu itu kau lengkapi dengan segala ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam, maka sungguh Maha Benar firman Allah.  Yarfa'llaahilladziyna aamanuw minkum walladziina utul 'ilma darajaah.

Disarankan salah satu cara berdoa adalah dengan menyebut amal kebaikan yang pernah dikerjakan. Seperti kisah tiga orang shalih yang terjebak dalam gua. Dengan doa dengan wasilah amal yang telah dikerjakan oleh mereka, maka pintu gua sedikit demi sedikit terbuka. Pernahkah kita melakukannya? Dengan sedikit yang kita niatkan sebagai kebaikan, semoga Allah penuhi hajat kita. Aamiin.

Sebailknya, orang yang tak mau merendah, menganggap ia dapat memenuhi kebutuhan bidupnya, tak percaya bahwa semua yang terjadi atas izin Allah, maka ia terjerumus dalam kesombongan atau keangkuhan pribadi. Sungguh hina dan memalukan. Pasti ia tak berkaca melihat kelemahan diri. Na'udzubillaah min dzaalik.

_______

Mantup, 1 Desember 2024

Senin, 25 November 2024

Pembelajaran Sikap Hukum dari Bu Guru Supriyani


____

Mengikuti kasus Bu Guru Supriyani barangkali ada yang sempat sesak dada. Berbagai perasaan dan pikiran 'seakan'mengganggu' kita. Seorang guru dituduh menganiaya muridnya. 


Kita pun sempat heran berkerut kening ketika kasus yang sudah me-nasional akan dihentikan dengan damai, justru Bu Guru tak mau.  Ia mengaku sejak awal sudah berkali-kali minta maaf pada orang tua murid, tetapi bukan minta maaf pengakuan bersalah. Saat itu pihak orang tua murid arogan dan amat tak kooperatif bahkan memanfaatkan kasus dengan kekuasaan. 


Setelah kasus sudah begitu jauh, maka ia minta sidang proses hukum harus terus lanjut. Butuh pembuktiaan hukum lewat palu hakim bahwa dirinya memang tak bersalah. Orang akhirnya paham, bila damai di tengah jalan, masih tetap ada celah bahwa ia memang bersalah dan ia pihak yang dimaafkan.


 Kini Bu Guru lega, in sya Allah, divonis bebas oleh hakim. Ma sya Allah, tabarakallah.  Meski pihak jaksa masih dapat ajukan banding, ia pun masih berkesempatan melawan. 

___


Hari Guru, 25 Nov. 2024

Minggu, 10 November 2024

Penulis dan Tulisannya Di Mata Pembaca


 Penulis dan Tulisannya Di Mata Pembaca


Bambang Sugiharto

Pembaca sedikit yang belajar menulis

_____


Bila selalu ada ahli yang berpendapat tentang kondisi masyarakat, maka rakyat awam yang jadi obyek analisa juga punya pandangan terhadap mereka. Jika para guru biasa menilai  hasil  belajar dan sikap siswa, para siswa pun kadang rasan-rasan terhadap para orang tua mereka di sekolah itu. Maka ketika di depan komputer, seorang penulis barangkali berpikir mengukur bagaimana tulisannya sampai kepada pembaca, maka nanti  para pembaca pun akan memiliki pendapat atau kesan tentang tulisan yang dibacanya, atau mungkin pula tentang penulisnya.


Ada tulisan yang dirasa menarik dan  mudah dipahami, ada yang berat dan sulit dimengerti. Ada tulisan yang mengalir,  tersusun atas rangkaian kata-kata yang bernuansa indah, menyejukkan hati,  ada pula yang terasa kaku, ada kesan dipaksakan. Dari sisi isinya, mungkin ada  tulisan yang mengesankan, enak dibaca dan perlu, terasa tak bosan dibaca berulang-ulang, mampu memotivasi serta berpengaruh merubah kehidupan seseorang atau banyak orang,  tapi ada pula yang sebaliknya.


Penilaian atau bolehlah disebut kesan atau sekedar komentar oleh  pembaca pastilah tidak selalu benar atau proporsional. Pengetahuan, pengalaman dan minat pembaca akan menentukan penilaian mereka. Maka ada banyak jenis dan tema tulisan yang lucu, yang serius, fiksi dan non-fiksi, yang ilmiah dan yang popular, tentang berita kriminal atau artikel kesehatan,  dan lain-lain,  semua memiliki pangsa pembaca sendiri-sendiri. Kenyataan itu baik-baik saja, apalagi mengingat kegemaran membaca bangsa kita masih rendah.


Seperti halnya dalam komunikasi lisan, yang disampaikan tak selalu bisa memuaskan persepsi semua orang. Seorang artis, politisi, penjual jamu, pendakwah dan sebagainya, mungkin disambut antusias, laris manis di suatu tempat atau kalangan, tetapi bisa jadi tak laku atau bahkan ditolak di tempat lain, maka penulis dan tulisannya pun demikian.  Untuk memenuhi syariatnya, seorang penulis tentu harus selalu belajar dan menggunakan teknik menulis terbaik yang dimilikinya, untuk menyampaikan pesan apa yang di hati dan pikirannya. Tetapi setelah itu, bertawakkal, biarkan Allah Sang Pembolak-balik hati yang menghinggapkan pesan itu pada jiwa pembaca.

__

Lamongan, 17 April 2020


Jumat, 08 November 2024

Bukan tentang Parikan Jo Dipikir Marai Mumet


 



Bambang S. Mantup

Pembelajar di IRo Society

____ 


Saya ingin menulis terkait tokoh Joko Tingkir jauh sebelum sekarang. Tidak semata ketika mendengar sebuah lagu diputar dan seorang teman bilang bahwa syair parikan yang menyebut salah satu nama kecil Sultan Pajang itu dianggap kurang tepat. /Joko Tingkir ngombe dawet/ jo dipikir marai mumet/ Hal itu memang menarik perhatian terkait kualitas karya seni yang dikonsumsi orang banyak. Ada pula seorang teman penulis dari pantura Lamongan yang memajang fotonya  di IG dengan latar makam Joko Tingkir. Ia kebetulan juga cerita bahwa panitia karnaval di tempatnya melarang pemutaran lagu itu.


Saya memberikan sedikit komentar pada postingan di akunnya di atas. Saya menyebut seputar kontroversi apakah tokoh dalam sejarah itu terkait dengan sejarah wilayah dan masyarakat Lamongan atau tidak. Tidak cukup dengan mencantumkan narasi pendek di medsos tadi, teman yang produktif dan inspiratif itu pun kemudian memposting artikel tentang aktivitasnya.Tulisan tentang kunjungan ke situs sejarah  itu makin memancing dan memotivasi untuk  membuat catatan urun rembug ini.


Tentu saja saya tak ingin membincangkan tokoh dalam sejarah terkait Islam di Indonesia itu dengan sudut pandang pembelajar sejarah. Saya memang dulu mengambil jurusan A4 (Pengetahuan Budaya) saat SMA, yang entah program itu masih ada atau tidak sekarang. Pasti tak banyak yang didapatkan di dalam overloaded curriculum kita. Walau demikian, hal itu tetap memberi penguatan minat saya terhadap isu sejarah. Misalnya, belasan tahun lalu sewaktu klub sepakbola milik  daerah Persela Lamongan melaunching julukan Laskar Joko Tingkir, itu sedikit menarik perhatian saya dan memunculkan pertanyaan. Mengapa nama itu yang dipakai. Sayangnya referensi yang memuat alasan pemilihan nama tersebut belum saya temui. 


Lambat laun saya menjadi menahu dan mengira-ira bahwa pemberian nama Laskar Joko Tingkir tidak sekedar asal pilih. Ternyata ada keyakinan bahwa tokoh itu terkait erat dengan tempat dan masyarakat Lamongan. Semangat ketokohannya diharapkan menginspirasi dan memotivasi para pemain, pendukung dan warga Lamongan secara umum. Dari mengobrol setengah diskusi dengan kerabat yang lulusan Ilmu Sosial, saya mendengar di wilayah utara ada makam yang dianggap sebagai makam Joko Tingkir. Tak lupa, adanya kontroversi pendapat juga disinggungnya pula. Baru sekarang ini mendapatkan gambarnya ketika teman baik yang hampir tiap hari menulis itu memposting foto tempat bersejarah itu. 


Sementara yang juga mengusik rasa keingintahuan saya adalah adanya pengakuan atau boleh dikatakan klaim bahwa tokoh sejarah tersebut memiliki keturunan, di antaranya para pendahulu kami, di kampung kelahiran saya. Kurang menahu apakah di tempat lain ada klaim serupa. Apabila ada, apakah silsilah yang ditampilkan tersambung dengan yang ada di desa saya itu. Tak mudah diremehkan, di tempat kami  yang menyatakan adalah seorang pimpinan pondok pesantren yang saat masih hidup cukup terpandang pada belasan tahun lalu tersebut. Yang menarik secara pribadi adalah ada nama buyut saya tertera di sana.


Barangkali kurang pas bila ada perasaan syukur bila itu benar, karena saya dapat menahu silsilah yang jelas dari dari salah satu jalur kekerabatan. Ini teringat istilah di pelajaran Sosiologi Antropologi SMA. Terlepas apakah itu penting atau tidak bila itu benar. Apalagi selalu membaca ayat inna akramakum ‘indallaahi atqaakum. Yang paling mulia di sisi Allah ialah yang bertaqwa. Begitu pun, profil seseorang dalam sejarah itu amat beragam, lebih lagi jika berhubungan dengan kepentingan politik dan ideologi.


Melengkapi pemahaman tentang kehidupan keluarga,  kita dapat membaca kisah Kan’aan, anak seorang nabi tetapi tidak beriman. Sebaliknya, terdapat kisah Nabiyullah Ibrahim 'alaihi salam yang adalah anak pembuat patung. Kita membaca pula kisah sebagian sahabat Rasuulullah Muhammad shalallaahu ‘alaihi wasallam yang berhijrah dari keluarganya yang belum beriman. Kemudian jika menambah contoh istimewanya hidayah Tuhan,  istri Nabi Luth ‘alaihisalam adalah mendukung kaum Sodom. Sementara istri Fir’aun justru adalah seorang hamba Allah yang beriman.


At last, ini adalah adalah rangkaian  sedikit pengetahuan dan pendapat yang amat terbatas dari seorang anak manusia pembelajar. Sesuai judul,  bahasan bukan menilai suatu karya budaya apakah berkualitas adiluhung atau rendahan. Penulis pun tidak berkapasitas membincang seberapa boleh dan penting memberikan penghormatan kepada para pendahulu. Sebagai santri IRo,  ini adalah tulisan dengan semangat kecepatan mengalahkan kesempurnaan. Semangat berkarya untuk belajar menebar kebermanfaatan. Selalu berharap ridha Allah subhaanahu wata’ala. Wallaahu a’lam.

__ 

Lamongan, Sabtu malam Ahad 3 September 2022 / 6 Shafar 1444 H.


Minggu, 27 Oktober 2024

Komunikasi yang Baik

Saat Rhoma Irama membawakan, katakanlah, 900 lagu-lagunya maka sejatinya ia telah menyampaikan perasaannya dan seakan mewakili apa yang di hati penikmat lagunya. Orang jadi terhibur.  Lagu-lagunya pun banyak yang menyentuh pikiran penggemarnya. Kita tak menolak bahwa lagu-lagu Pak Haji sarat dengan pesan-pesan yang tersurat dan tersirat. Misalnya,  sebagian lagunya kemudian  dikompilasi dalam album Nada dan Dakwah.

Ada pula tak sedikit kelompok-kelompok musik lainnya yang menyampaikan pesan-pesan religi, kritik sosial, semangat juang dan sebagainya. Itu artinya musik adalah alat komunikasi. Syair-syair yang berisi pesan dilagukan dan diiringi permainan instrumen atau alat musik. Penggunaan alat, cara dan gaya memainkan alat musik serta bagaimana olah vokal melagukannya melahirkan berbagai genre musik.

Seorang teman pelukis juga suka menyampaikan bahwa ada yang berkreasi, melukis, hanya sekedar mengekspresikan keindahan. Sementara ada pula yang melukis dengan niat atau sengaja menitipkan pesan-pesan pada goresan di kanvasnya. Ia jelaskan bahwa ada dua madzab atau aliran seni yaitu pandangan seni untuk seni, serta seni untuk masyarakat. Aliran yang kedua itulah yang suka menyampaikan pesan di balik lukisannya. 

Karya budaya lainnya yang berbentuk drama, sandiwara, film, ludruk, ketoprak, lenong dan betbagai macam seni peran lainnya seringkali tak semata-mata asal main atau hiburan. Acapkali tema cerita yang dipilih adalah berdasarkan tujuan tertentu. Mereka mengkomunikasikan suatu pesan atau membawa misi tertentu. Proporsi bobot sebagai hiburan merupakan pilihan. 

Barangkali setiap orang itu fitrahnya ingin dan membutuhkan komunikasi dengan sesama. Yang sering dipahami tentu dua cara berkomunikasi, yakni secara lisan dan dengan tulisan.

Kemudian ada yang bilang ada komunikasi dengan  bahasa isyarat. Untuk saudara-saudara kita dengan kondisi atau pada situasi tertentu, maka yang dilakukan adalah komunikasi dengan bahasa isyarat. 

Terlepas apapun bentuk komunikasinya, yang efektif dan menghasilkan kebaikan adalah komunikasi yang dilakukan dengan niat baik dan dengan cara yang sungguh-sungguh atau sebaik-baiknya. Demikian.

_______ 

Lamongan, 27 Oktober 2024

Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran

Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha h...