Opini
Ilmumu Bagai Pedang Api Bermata Dua
The man behind the gun
Dengan bekal ilmu pengetahuan, akal bisa memilah dan memilih sesuatu dan mampu menghubungkan satu hal dengan hal lainnya. Setelah itu orang bisa bersikap setuju atau tak setuju, mengiyakan atau berkata tidak. Tanpa wawasan dan data yang relevan, orang cenderung bersikap ngawur, ikut-ikutan, atau menuruti perasaan saja. Atau terjebak menjadi peragu yang lamban dalam mengambil keputusan.
Dengan pengetahuan yang dimiliki, orang bisa mengupas persoalan sehingga mudah dicerna dan dipahami. Inti dari sebuah permasalahan akan terlihat, tak lagi gelap, setelah dikupas oleh ahlinya. Lebih gamblang lagi bila analisanya disampaikan dengan bahasa yang lugas, hasil pemikiran cerdas atau logika cemerlang. Tentu untuk bisa seperti ini harus melalui tempaan dan asahan.
Bahkan masalah yang besar ibarat batu karang yang menghalang, bisa diatasi dengan pikiran yang jujur-jernih disertai kesabaran, ketabahan, ibarat air yang terus menetes tanpa henti. Bila perlu dengan ketegasan yang yang ditunjang sikap berani memihak kebenaran. Dengan begitu kebuntuan akan terkuakkan dan terbuka langkah meneruskan perjalanan menuju cita-cita akhir yang didambakan.
Namun begitu, tak semua orang selalu tercerahkan oleh cahaya pengetahuannya. Tak sedikit orang yang terdidik yang suka gelap mata. Mereka gagal mengenal dan mengendalikan dirinya. Hingga ketika menghadapi kebuntuan atau di persimpangan, ilmunya justru menuntunnya ke arah yang keliru. Jadilah mereka terjerembab ke lembah kerendahan. Oh, benarlah kata Nabi Muhammad SAW bahwa jihad yang paling akbar ialah melawan hawa nafsu. Dengan membuka mata hati.
The man behind the gun, begitu sebuah pepatah. Berguna dan berbahayanya senjata tergantung siapa yang membawa. Juga manfaat dan tidak bermanfaatnya pengetahuan tergantung siapa ilmuwannya. Ada orang pintar tapi pekerjaannya tak lebih dari merekayasa persoalan atau pinter minteri. Nawaitu-nya cuma demi urusan perut dan di bawah perut sendiri, yang lantas merugikan orang dan akhirnya pun menjerumuskan ia punya badan.
Lantas takutkah kita jadi orang pintar? Tentu tidak. Peradaban akan maju bila digerakkan oleh pribadi yang cerdas dan kreatif. Namun tanpa taqwa dan akhlaq mulia, dunia akan semakin menakutkan dan berbahaya bila dikuasai orang demikian. Lebih berbahaya dari pada dihadang oleh preman bodoh yang mudah dirayu dengan kata-kata atau gampang dirobohkan dengan satu-dua jurus saja.
Lihat saja peperangan yang menggunakan senjata canggih. Daya hancurnya jauh lebih dahsyat dan mengerikan dari pertarungan para pendekar digdaya. Pencurian (korupsi) oleh orang-orang pintar, jauh merugikan dari pada dijarah oleh perampok bercadar yang bersenjata parang. Meski kita tak inginkan keduanya. .
Bila demikian, ilmu tak lagi menjadi cahaya yang mencerahkan dan memudahkan jalannya kehidupan (al ‘ilmu nuurun). Ia memang ibarat pisau bermata dua. Ia di satu sisi sangat berguna, tapi di sisi lain juga berbahaya. Ia pun bagikan api yang amat kita perlukan, namun juga bisa membakar. Walaupun begitu, jelas bodoh orang yang tak berilmu. Apalagi orang yang tak mau mencari ilmu. Betah amat hidup dalam ketidaktahuan!
Salah satu dari sekian banyak ayat Al Qur’an menyebutkan bahwa:
(Apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS 39 Az Zumar: 9).
Tuhan sendiri sangat menuntut hamba-Nya agar berpengetahuan seluas-luasnya. Biar mengetahui seberapa besar kekuasaan Allah. Tanpa ilmu pengetahuan yang banyak, keimanan seseorang pada Tuhan Pencipta Alam Raya ini patut dipertanyakan. Bagaimana bisa bilang Allahu Akbar bila tak memahami seberapa akbar ciptaan Allah.(bs)
Blog ini adalah tempat berkreasi dan menyalurkan gagasan yang diharapkan bermanfaat. Bambang Sugiharto.
Selasa, 12 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran
Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual ..goblok ...) ...ha ha h...
-
Video kejadian setahun lalu viral sekarang, entahlah. Seorang siswa SMP begitu emosional saat ditanya tugasnya oleh seorang Bu Guru. Berbaga...
-
Piye iki, Fik. Aku sregep nang mushala posoan iki koq malah diarani koyok Yuk Kaji wae?. Babahno tah, Mak. Wong sampean iku lho nglakoni api...
-
Kebanyakan kita tentu takut mendapatkan kesulitan, musibah, atau hal yang tak menyenangkan di mana saja, termasuk saat bekesempatan ditakdir...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar