Kamis, 20 Juli 2023

Anak-anak Muda Pemilik Masa Depan (Catatan dari Sedikit Mengikuti Berita Politik)

Bambang S. Mantup Pembelajar di IRo Society ______ Untuk keempat kalinya, seorang pengacara dan blogger produktif yang telah menghasilkan puluhan tulisan dan dibaca puluhan ribu viewers, demikian saya lihat statistikanya, kemarin mengirim saya artikel yang diposting di Kompasiana. Artikel politik berupa penalaran panjang dengan analisa kritis tetapi ramah, judulnya Mengkreasi Oligarki Berwawasan Pancasila. Kakak alumni di SMA, 6 tingkatan di atas saya itu, saya pikir bolehlah mengenal saya sebagai peminat kepenulisan. Dalam hati bertanya dari mana beliau menahu saya suka membaca topik politik.,

Jika orang baik tidak terjun ke politik, maka para penjahatlah yang akan mengisinya, demikian kata Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki. Hmm, itu salah satu penyemangatnya dan dulu sering ikut-ikutan diskusi atau bahkan terjebak debat kelas orang awam.Tetapi saya sudah tidak aktif lagi di FB beberapa tahun dan hampir tak pernah ikut diskusi terbuka, atau sebulah debat terbuka tentang poitik, tentu selevel orang awam. Entahlah. Kiriman itu mendorong saya membuka lagi draft catatan saya, menyelesaikannya sedapatnya, agar tidak berupa draft saja dan nekad memberanikan diri memposting, mumpung masih suasana peringatan Hari Kebangkitan Nasional untuk yang merayakannya, ehh … mengingatnya.

Sekitar awal April 2022 bulan lalu sempat membaca ada suasana ketidakpastian. Sistem demokrasi di negeri ini atau boleh dikata kelangsungan kehidupan berbangsa bernegara sedang dipertaruhkan oleh segelintir orang, begitu bahasa kerennya. Ngeri-ngeri sedap, kata Refli Harun. Banner atau baliho bertuliskan capres 2024 belum sesemarak sekarang. Pemilu 2024 yang sudah direncanakan ‘dibuat’i tak pasti, kemungkinan akan ditunda, atau dibikin situasi harus ditunda. Alternatif lain, dibolehkannya jabatan presiden 3 periode dengan mengandemen konstitusi. Mungkin akan diskenario siding para wakil rakyat tengah malam, angota MPR akan dibeli. Ada pula sinyalemen kuat yang disampaikan oleh Masinton Pasaribu, anggota DPR dari PDIP, kasus kelangkaan minyak goreng yang cukup heboh waktu itu adalah dalam rangka membiayai operasi upaya memperpanjang kekuasaan itu. Mahasiswa gerah. Kemudian mereka turun ke jalan satu, dua, tiga kali dan ramai dikabarkan lewat media sosial akan lebih besar digelar tanggal 11 April 2022. Tidak diberitakan. Media mainstream selama ini terbungkam, sehingga informasi tentang perkembangan situasi diterima tidak utuh oleh sebagian besar masyarakat. Namun kekuatan medsos tidak dapat disepelekan. Pihak kekuasaan pun tak dapat menutup mata. Ada upaya resistensi. Ada kecemasan di benak masyarakat yang sempat mengikuti. Muncul kekhawatiran bagaimana reaksi yang akan dihadapi para pejuang muda itu, khususnya menyangkut keselamatan mereka.

Seorang teman yang mempunyai anak yang menjadi dosen (muda) di UI mengirimkan kabar bahwa di official account PTN tersebut ramai dibicarakan rencana aksi itu. Penulis agak heran dan menanyakan bukankah pimpinan PTN tersebut terkooptasi oleh kekuasaan. Dijawab bahwa keadaan yang memburuk menuntut kebangkitan mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat untuk menyelamatkan negara. . Yang memanaskan gerakan itu adalah aksi-aksi pendahuluan di berbagai daerah. Tema yang diusung tentu senada dengan yang ada di ibu kota.

Rencana aksi itu ternyata efektif. Tepat sehari sebelumnya, pada hari Ahad tanggal 10 April 2022 ada breaking news bahwa RI 1 menyatakan Pemilu digelar tanggal 24 Pebruari 2024. Sesuatu yang selama ini ditunggu-tunggu dan tak kunjung diucapkan. Ada kesan seakan itu terpaksa setelah mengalami desakan. Lempar handuk setelah berbagai operasi gagal apalagi tidak mendapatkan dukungan partai pengusungnya. Qadratullah, hari itu Budayawan Nasional Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun atau Mbah Nun memenuhi undangan PDIP dalam acara Buka Puasa Bersama di Masjid At-Taufiq di markas partai penguasa, yang bertajuk Sinau Bareng Cak Nun. Yang viral dari acara itu adalah cuplikan ceramah dari suami artis Novia Kolopaking yang tinggal di Yogjakarta tersebut. Dikatakan bahwa Indonesia dapat mengungguli AS dan Rusia, sayangnya sekarang presidennya kurang tepat.

Hari Senin tanggal 11 April 2022 dalam suasana puasa, ratusan atau sampai ribuan mahasiswa tetap menjalankan aksinya. Kegiatan yang juga diikuti berbagai elemen masyarakat lainnya itu semula akan ditujukan ke istana. Barangkali karena perkembangan yang terjadi akhirnya dialihkan ke gedung DPR. Ketika membaca poin-poin tuntutan mereka, kita boleh apresiasi bahwa mereka bukan masyarakat golongan muda dengan pemikiran dangkal. Anak-anak milenieal terdidik itu tidak begitu boodoh termakan hasutan apalagi retorika politik penguasa. Sikap mereka pun cukup elegan. Mereka lebih suka bicara sebagai rakyat di jalan dari pada bila diundang ke dalam gedung yang tidak dapat dijamin ada apa saja di sana.

Di saat ketegangan yang dikhawatirkan itu sedikit mereda, tak terduga terjadilah kehebohan di tengah-tengah aksi mahasiswa dan masyarakat tersebut. Ade Armando, seorang doctor, dosen UI, mengalami luka-luka akibat aksi kekerasan. Tidak hanya itu, ia dihinakan dengan hampir ditelanjangi, celana panjangnya hilang. Ia yang selama ini dikenal sebagai pegiat media sosial yang kontroversial, lebih popular disebut salah satu buzzerRp, termasuk tokoh Islamophobia, pembenci Islam, dianggap bersikap bodoh berada di sana. Ia kemudian justru tampak diselamatkan atau diamankan mahasiswa dan apparat, dan dibawa ke rumah sakit. Kemudian berita tentang kasus yang entah by design atau spontanitas itu akhirnya yang lebih di-blow up oleh media massa dan seakan menutupi tuntutan yang diusung para mahasiswa.

Berikut daftar 4 tuntutan baru dari BEM SI yang dikutip dari akun instagram resmi BEM SI:

1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai. 2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022. 3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amandemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode. 4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab. Berikut daftar 18 tuntutan BEM SI sebelumnya: 6 Tuntutan Aksi Massa pada 28 Maret 2022.

1. Mahasiswa menuntut Presiden Jokowi bersikap tegas menolak dan memberikan pertanyaan sikap terhadap penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode, karena sangat jelas mengkhianati konstitusi. 2. Mahasiswa mendesak Presiden Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang UU IKN termasuk dengan pasal-pasal yang bermasalah, serta dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial ekologi, dan kebencanaan. 3. Mahasiswa menyinggung soal bahan pokok dan kelangkaan minyak goreng. Presiden Jokowi untuk bisa menstabilkan harga dan ketersediaan bahan pokok di masyarakat. 4. Mahasiswa meminta Presiden Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak goreng serta mengevaluasi kinerja menteri terkait. 5. Mahasiswa juga menuntut penyelesaian konflik agraria. 6. Mahasiswa meminta presiden dan wakil presiden berkomitmen penuh dalam menuntaskan janji kampanye di sisa masa jabatannya.

12 Tuntutan Aksi Massa pada 21 Oktober 2021

1. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang untuk membatalkan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja. 2. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih relatif rendah. 3. Menuntut dan mendesak pemerintah untuk mengembangkan sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada di dalam negeri, tanpa menjadikan utang luar negeri sebagai salah satu sumber pembangunan negara. 4. Wujudkan kebebasan sipil seluas-luasnya sesuai amanat konstitusi dan menjamin keamanan setiap orang atas hak berpendapat dan dalam mengemukakan pendapat serta hadirkan evaluasi dan reformasi di tubuh Institusi Polri 5. Wujudkan Supremasi Hukum dan HAM yang berkeadilan, tidak tebang pilih dan tuntaskan HAM masa lalu. 6. Berhentikan Firli Bahuri sebagai Ketua KPK, Batalkan TWK, Hadirkan Perppu atas UU KPK 19/2019 serta kembalikan muruah KPK sebagai realisasi janji-janji Jokowi dalam agenda pemberantasan Korupsi. 7. Menuntut pemerintah untuk memberikan afirmasi PPPK guru berusia di atas 35 tahun dan masa mengabdi lebih dari 10 tahun untuk diprioritaskan kelulusannya serta mengangkat langsung guru honorer yang berusia di atas 50 tahun. 8. Menuntut pemerintah untuk segera meningkatkan kualitas pendidikan baik dari segi peningkatan kualitas guru indonesia maupun pemerataan sarana dan infrastruktur penunjang pendidikan di seluruh wilayah Indonesia. 9. Menuntut pemerintah untuk mengembalikan independensi Badan Standar Nasional. 10. Mendesak Presiden Jokowi untuk segera menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang untuk membatalkan UU 3/2020 tentang Minerba. 11. Mendesak pemerintah segera memenuhi target bauran energi dan segera melakukan percepatan transisi energi kotor menuju energi baru terbarukan. 12. Penegasan UU pornografi sebagai regulasi hukum untuk menanggulangi konten pornografi yang berdampak pada maraknya pelecehan seksual. (Tribunnews.com/Maliana)

Akhirnya, sebagai seorang guru saat itu saya terharu membaca khususnya tuntutan mahasiswa nomor 7, 8 dan 9, serta mengspresiasi keseluruhannya. Kita senang menyaksikan anak-anak muda yang visioner dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa. Alhamdilillaah.

____ Lamongan, Sabtu 20 Syawal 1443 H / 21 Mei 2022

Tidak ada komentar:

Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran

Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha h...