________________
Tidak shalat, tidak makan, tidak mandi sampai tiga hari mengurung diri ketika ditinggal orang yang dicintai. Kemudian ia ingat bagaimana Ibrahim yang lama tidak punya putra, tetapi saat yang dikasihi itu mulai tumbuh remaja, dimintalah si anak oleh Yang Memiliiki. Sebagai ayah yang amat menyayangi putranya, Ibrahim diperintahkan untuk menyembelihnya. Alhamdulillaah Allah tak menginginkan pengorbanan manusia dengan manusia. Sesudah terbukti kepasrahan keluarga mulia itu, digantilah Ismail yang sabar dan ikhlas dengan seekor sembelihan yang besar. Ibrahim lulus ujian merelakan apa yang dicintainya untuk diminta kembali oleh Sang Pemilik Sejati.
Kisah itu yang menyadarkan Bu Nyai, demikian barangkali beliau akan dipanggil andaikan tinggal di Jawa, bahwa yang kita cintai itu berhak untuk diambil oleh Allah subhaanahu wata'ala sebagaimana kita pun akan mati. Saat itu wanita kelahiran Singapura yang amat smart dan fasih sekali Bahasa Inggris tersebut berusia sekitar 40 tahun dan belum lama melahirkan anak keenam. Sementara di pondok pesantren yang didirikan suami dan dirinya tengah mengasuh 23 ribu santri.
Orang tuanya pun sempat mengajaknya kembali ke negeri asalnya. Tampaknya hal itu makin menguatkan hatinya untuk meneruskan perjuangan yang dirintis suaminya. Kini masih ada 15 ribu santri yang umumnya dari kalangan yatim piatu atau dhuafa menjalani pendidikan gratis di pondoknya. Sebuah lembaga yang banyak dikunjungi tokoh atau tamu dari dalam dan luar negeri yang untuk menghidupi para santri telah ada 59 unit usaha.
Semula melihat tayangan penampilan para atlit taek won do yang memukau yang berkelas internasional. Mereka ternyata para santri dari Ponpes Al Ashriyah Nurul Iman Parung Bogor. itulah yang membuat penulis kemudian mem-browsing tentang lembaga dakwah dan pendidikan yang didirikan Habib Segaf bersama istrinya Umi Waheeda. Menyaksikan beberapa video di YouTube menjadikan penulis menyimak kisah atau sedikit biografi mereka. Kita patut kagum pada apa yang merka perjuangkan, seiring yang dilakukan banyak tokoh atau organisasi lainnya.
Penulis spontan membicarakan tentang ponpes tersebut adalah terkait ingatan penulis tentang secuil kisah dari kehidupan tokoh yang kita dapat banyak terinspirasi dari mereka. Sebagaimana disebutkan di paragraf pertama bahwa musibah wafatnya Sang Habib tahun 2010 amat mengguncang sang istri. Kita dapat belajar dari pengalaman pribadi mereka dan melihat kini tokoh wanita yang telah menyelesaikan program doktoralnya itu tetap meneruskan perjuangan yang telah dirintis Bersama Habib Segaf Allaahu yarhamhu. Selebihnya pembaca dapat browsing lebih lanjut bila tertarik melihat profil dan tokoh.
Mengapa penulis teringat kisah tersebut adalah karena tadi pagi ada musibah yang menimpa salah satu teman guru yang pagi tadi salah seorang putranya meninggal. Penulis membaca statusnya. ‘Innalillaahi wainna ilaihi raaaji’uun. Telah kembali kepada pemiliknya. Anak kami Erlangga Imantoro”. Tentu kita tak dapat membayangkan bagaimana beliau menuliskan itu. Yang pasti kita semua patut apresiasi bagaimana beliau mengikhlaskan buah hati dan kesayangan keluarga. Doa terbaik untuk mereka. Allaahumma latahrimna ajrahu, wlaataftinna ba’dahu, waghfirlana walahu. Ya Allah muliakanlah kedatangannya. Jangan jadikan fitnah sepeninggalnya. Ampunilah kami dan dia. Kita boleh bayangkan andaikan kita yang alami. Atau kita yang mendahului keluarga kita. Dua pilihan yang salah satunya akan terjadi, wallaahu a’lam.
Penulis tak bermaksud ajak kita bersedih atau bahkan malas hidup. Salah satu tayangan di link video YouTube, yang penulis comot dari banyak lainnya, in sya Allah justru memotivasi dan menyemangati kita untuk belajar dan berani hidup dengan baik menggapai ridha Ilahi. Selain dari itu pun kita dapat memilih ada banyak tokoh, lembaga, link, website, atau apa pun, yang kita dapat belajar, asalkan kita mau. Selamat menyongsong hari kerja efektif esok hari. Mungkin juga ada yang sambil puasa sunnah di hari Senin.
_________ Lamongan, Ahad 9 Oktober 2022 / 13 Rabi’ul Awal 1444 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar