Kamis, 07 Desember 2023

Sarapan Pagi dan Tersenyum


_________

 Di pinggir salah satu jalan raya terpampang sebuah baliho banner dari seorang caleg. Tidak melihat seksama nama caleg, dari partai mana, serta untuk perwakilan dan tingkatan mana. Sambil melintas, saya lebih tertarik membaca kutipan kalimat di sebelah gambar calon legislatif itu. Lebih kurang seperti ini: 'Saya mengawali hari dengan sarapan pagi karena ketika saya mengawali dengan tersenyum pada pukul 10 perut saya mules."Kata 'tersenyum' tercetak beda warna dan mencolok. 

Sepertinya pernah baca sebelumnya, entah di mana, saya sekedar menduga itu mengutip saja, entah ungkapan dari siapa dan di mana, tidak yakin saja itu dari si caleg. Itu tidak penting dan bukan fokus bahasan. Saya hanya tertarik kesan membandingkan antara (ber-) sarapan (makan pagi) dan tersenyum, untuk mengawali (beraktivitas) (di pagi) hari. Ada semangat bagaimana menjalani hidup di suatu hari dengan pilihan sikap atau perbuatan. Tersirat ada upaya melalui waktu yang berjalan di hari itu dengan sadar, menyengaja dan tidak mengatakan entah apa nanti, mengalir saja sekenanya 

Tentu saja itu bila kita menanggapi tulisan pada baliho tadi dengan serius. Boleh juga bila ada yang menganggap tulisan tersebut sekedar cari sensasi. Tidak untuk ditanggapi serius atau sungguh-sungguh. Aah .... tersenyum itu selalu perlu, baik  dan sehat. Senyum juga termasuk shadaqah, beribadah. Beruntunglah yang suka ikhlas tersenyum. Asal jangan tersenyum tanpa alasan atau  tanpa niat menebar kebaikan. Sementara sarapan atau makan pagi adalah kebutuhan. Tanpa makan pagi kita bertanya dari mana sumber energi untuk aktivitas bergerak dan berpikir.  Nah keduanya, sarapan dan tersenyum, adalah penting dan merupakan kebutuham. Keduanya tidak untuk dibandingkan atau tidak untuk menggantikan satu dengan lainnya. 

Penulis  terbiasa, setelah bangun dan shalat Subuh, makan pagi atau sarapan sekitar pukul 5.15. Alhamdulillah itu menunjukkan ibunya anak-anak rutin rajin masak. Namun untuk sebagian orang, makan pagi jam sekian itu terlalu awal, belum lapar. Sedangkan untuk kami, biarpun belum lapar tetapi kami harus segera makan agar dapat melanjutkan mempersiapkan diri ke sekolah atau tempat kerja. Aoalagi tempat kerja istri lebih jauh dari pada tempat saya. Semoga kami pun dapat menjalani hari-hari yang ada dengan tersenyum.

_______ 

Mantup, Kamis 7 Desember 2023.

Tidak ada komentar:

Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran

Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha h...