Minggu, 11 Februari 2024

Apa Salahnya Politik, Apa Salahnya Sekedar Omong-omong Politik


Pak besok yang dicoblos siapa? Anak dan ibunya tanya.  Saat bilik TPS-nya bersebelahan, ibunya biasa melongok lihat, memastikan mana yang saya pilih, untuk ditirunya. Di pilkades, pilbub, pilgub dan pemilu biasa demikian. Persoalan memilih calon pemimpin tak selalu mudah. Apalagi tak semua orang mengenal para calon. Di tingkat yang lebih luas dari keluarga, rujukan terhadap para tokoh atau public figure tentang siapa yang dipilih atau didukung adalah masih berlaku. Di luar itu para timses calon tak kalah agresif dalam bergerak mencari pendukung atau pemilih.

Fenomena hari-hari ini tersebut membuat penulis punya greget untuk melanjutkan salah satu draft tulisan. Kebetulan satu dua orang juga memotivasi penulis untuk menampilkan karya.  Untuk itu yang dipilih penulis adalah tema politik. Hmm... perihal politik adalah sesuatu yang menarik tetapi dianggap  rada beresiko...karena ini sensitif terhadap kepentingan. Lebih pas lagi dapat dibilang bahwa hal terkait politik secara umum mudah bersinggungan dengan kekuasaan. Yang lebih bahaya lagi tentu bila ada kritik terhadap spesifik orang, kelompok, golongan, partai dan pemerintahan. Supaya tidak hanya menjadi draft beberapa lama, maka rancangan tulisan ini dibikin selesai saja, whatever, apapun, bentuk akhirnya. Tidak ada karya yang sempurna kecuali karya yang selesai. Untuk penulis, yang selalu terlihat tidak sempurna atau selalu penuh kekurangan, maka yang penting selesai he he. 
 

Teringat beberapa waktu lalu, penulis bertemu dan bincang dengan seorang teman di kantornya. Tidak lama, karena memang saat itu adalah jam  kerja dan kebetulan sedang ada kepentingan di lembaganya. Namun  di sela-sela urusan itu, dalam ngobrol bebas jelang istirahat salat Dhuhur, di antaranya kami membincangkan isu politik  Penulis sempat nyeletuk cerita bahwa akun medsos- facebook milik penulis  yang sekarang adalah baru. Yang terdahulu di-banned, semula di-deaktivasi sementara, kemudian secara permanen. Itu karena postingan penulis saat itu dianggap melanggar kebijakan komunitas yang mereka buat, atau pesanan pihak tertentu. Sebut saja di antaranya penulis banyak posting foto dan berita Habib Rizieq Shihab yang tidak disukai pemerintah waktu  itu.  Hal ini diceritakan untuk contoh bahwa pilihan sikap tertentu yang terkait kepentingan  politik akan mendatangkan resiko, kecil atau besar. 

Terimgat pula awal tahun 2023 lalu, hati dan pikiran banyak orang sangat terusik dengan ide atau lebih tepatnya keinginan penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode, sementara di UUD ditetapkan maksimal dua periode. Sesudah hal itu mendapat banyak sorotan ketidaksetujuan,  lalu berganti dengan gagasan penundaan pemilu dari tahun 2024 ke tahun 2027 dengan alasan keadaan ekonomi sesudah pandemi covid 19. Bahkan pula ada upaya menunda pemilu dengan judicial review ke MK untuk mengubah sistem pemilu dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup. Bila itu dikabulksn MK, misalnya, maka oersiapan yang ada akan buyar dan tak cukup persiapan baru untuk pelaksanaan tepat waktu yang telah direncanakan, 14 Pebruari 2024 

 Setelah berbagai upaya tersebut gagal, kemudian ramai berita pengungkitan atau pembukaan kasus-kasus hukum lama terhadap tokoh-tokoh tertentu. Sebagian pejabat terrsandera dan menjadi pasien rawat jalan KPK, begitu kesimpulan umum. Yang terakhir ini ada kecurigaan faktor suka tidak suka, tebang pilih, kriminalisasi, hingga penjegalan jalan politk orang-orang yang tak dikehendaki. Betapa hukum yang seharusnya menjadi panglima tetapi malah dibuat tidak tegak tidak lurus, malah ditekuk-tekuk , dibengkokkan dan dijadikan alat kekuasaan.

Persaingan politik boleh dikata sering kali atau mungkin hampir selalu membuat suasana gaduh, panas, penuh intrik dan muslihat, semua demi perebutan kekuasaan. Itu yang membuat sebagian orang kurang suka urusan politik. Diajak bicara saja tidak mau. Padahal orang-orang baik harus terjun di dunia politik agar kekuasaan untuk kemaslahatan untuk orang banyak dapat diwujudkan. Demikian yang diingatkan para tokoh agama.

Kita tak boleh menyesali munculnya pemimpin yang buruk bila kita tak pernah mendukung orang-orang yang lebih baik. Diingatkan pula ada qaul atau ucapan salah satu sahabat Nabi SAW bahwa keburukan  yang terorganisir dapat mengalahkan kebaikan yang tak terorganisir. Kebaikan personal atau keshalihan pribadi tak cukup untuk terbentuknya masyarakat madani kecuali harus terorganisasi dengan baik. 

 Mengharapkan semua yang di luar diri kita baik, tentu saja boleh tetapi itu tak realistis.  Tidak ada manusia sempurna sebagaimana kita. Bila kita tak sedia maju dan terjun sendiri di dunia politik, minimal harus mendukung kepada  yang kita nilai memiliki atau mendekati sifar shidiq, amanah, tabilgh, fathanah, atau jujur, dapat dipercaya, komunikatif serta cerdas. Harus ada yang sedia terjun di politik.  Telah ada contoh-contoh dalam sejarah bahwa di antara para nabi dan rasul Allah hingga para wali adalah orang-orang yang berdakwah dan  berjuang dengan memegang kekuasaan, memimpin umat atau masyarakat. Politik adalah sarana utama mewujudkan kebaikan dalam kehidupan.

 Ungkapan bahwa politik itu kotor boleh jadi justru sengaja digaungkan  pihak tertentu untuk menakut-nakuti agar orang-orang yang merasa baik  menjauhi dunia politik. Bila demikian maka dunia politik akan didominasi mereka yang suka berbuat kotor dan para orang baik pun hanya akan menjadi obyek atau sasaran atas  kepentingan mereka. Na'udzubillaah.

 Ungkapan bahwa dunia politik itu kotor barangkali juga karena yang terjadi kini adalah dominannya praktik menghalalksn segala cara. Politik yang seharusnya adalah ber-fastabiqul khairat sebagai bentuk ibadah, untuk mewujudkan kebaikan bersama, menciptakan masyarakat adil dan makmur. Janganlah berpolitik untuk menuruti hawa nafsu atau keangkaramurkaan.

Terkait cerita di bagian awal di atas, penulis dan kita semua patut bersyukur bahwa pemilu 2024 in sya Allah dapat terselenggara tepat waktu. Semoga proses hajatan politik di negeri kita ini dapat berlangsung jujur, adil, damai dan menghasilkan kepemimpinan yang baik untuk semua kita. Aamiin yaa rabbal 'aalamiin.

___________ 

Mantup, Ahad 11 Pebruari 2024



Tidak ada komentar:

Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran

Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha h...