Bambang S. Mantup
Pembelajar di IRo Society
______
Dua hari lalu penerbitan karya bareng, penulisan bersama sebuah buku, di mana saya turut partisipasi,
di-launching oleh seorang pegiat literasi kenamaan, penulis produktif, motivator nasional, seniman multi
talenta, akademisi sekaligus Ketua Dewan Profesor ITS Surabaya, Prof. Dr. Eng. Imam Robandi, MT. Tentu
ini buku yang ke-sekian puluh, karya dari santriwan atau santriwati beliau yang tergabung dalam
komunitas empowering and enlightening IRo Society. Sebuah kampus virtual yang di antaranya telah
menyelenggarakan hingga series ke-127 perkuliahan hampir tanpa putus setiap Jumat malam, KSJM,
Kajian Spesial Jumat Malam sejak awal pandemic di negeri ini bulan April 2020 lalu.
Sebagai bentuk rasa syukur, saya pun men-share pada status WA foto 3 dimensi buku tersebut yang
bertajuk 'LIR ILIR (Lockhome In Ramadan In Learning Innovatiive Roads) Series Rembulan Tersenyum.'
Dalam waktu 24 jam sebanyak 200 kontak saya melihat. Ada yang tanya, sampeyan nulis buku lagi?
Memang pada pertengahan Maret lalu ia menahu ada buku baru di mana saya juga menjadi salah satu
penulisnya. Judulnya 'My Home for Schooling, Menimba Ilmu di Era Peradaban Baru.' Buku setebal
hampir 600 halaman itu ditulis oleh 10 orang. Sementara buku yang segera terbit ini ditulis oleh 11
orang, dengan anggota kelompok yang berbeda.
Sebagai proyek team work, baik buku yang awal maupun yang akan terbit ini disemangati jargon 'sukses
sendiri itu biasa, sukses bersama itu luar biasa.' Spirit itu adalah pengikat kebersamaan para penulis yang
berasal dari berbagai latar belakang daerah di tanah air, serta beragam pengalaman, pendidikan dan
pemikiran. Yang juga menyatukan adalah semangat belajar dan berkarya untuk kebermanfaatan jariyah.
Hal itu, baik spirit maupun ungkapan bahasanya, merupakan wejangan karakter yang biasa disampaikan
oleh founder IRo Society yang mampu mendalang, kelahiran Gombong Kebumen Jawa Tengah, lulusan
Tottori University Japan ini.
Karya hasil kerja sama ada awal pandemik tahun 2020 itu mengalami proses yang bertingkat.
Penulisannya berlangsung selama sebulan. Setiap 6 hari sekali kami menyetor tulisan sepanjang 1200
kata. Sementara kegiatan editing oleh para penulis sendiri dilakukan secara berlapis dan
bertiahap-tahap. Ini adalah bagian dari proses pembelajaran kami. Di samping demi karya yang ingin
dihasilkan, yang tak kalah ditekankan adalah interaksi dinamis di antara sesama warga IRo. Perlu
diketahui bahwa di awal proyek, jumlah peserta mencapai angka di atas 60 orang. Sesudah proses yang
berliku akhirnya yang tetap bertahan adalah 44 orang yang kemudian terbagi menjadi 4 kelompok. Kami
yang menghasilkan buku dengan ilustrasi di atas adalah salah satu gorup di antaranya.
Menjawab pertanyaan apakah saya habis nulis lagi setelah terbitnya MHS bulan Maret lalu, saya
menjawab tidak. Memang proyek penulisan buku Lir-Ilir ini lebih awal. Untuk saya pribadi, ini adalah
project pertama saya setelah saya aktif di komunitas ini sejak seiring datangnya pandemic Covid 19 yakni
pada April 2020. Pada saat bulan Ramadhan pertama di masa wabah itulah penulisan mulai dilakukan.
Cukup seru dinamika interaksi kami yang terjadi saat itu. Tentu pula, liku-liku atau mungkin suka-duka
proses kreatif bersama tak selalu dapat dikisahkan dengan rinci. Sekilas menceritakan atau sekedar
mengumumkan kelahiran buku itu adalah bentuk syukur, fabini’mati rabbika fahaddits. Pasti kami tak
ingin ada riya’ dan mengharapakan penghargaan yang tak sepantasnya karena kami pun belajar untuk
dapat ikhlas beramal lillaahi ta’ala, secara ilmiyah dan professional sejauh kemampuan.
Atas dasar itu pula maka men-share atau menebar kabar gembira terbitnya buku bersama kami ini
tidaklah disertai kebanggaan maksimal. Di atas itu sebenarnya yang lebih menggembirakan adalah
bila kami mampu terus berkarya, membuat kebermanfaatan yang dapat bernilai abadi, lintas generasi
dan menjadi rahmat di alam. Menuliskan sekedar beberapa paragraph ini sebetulnya tak kalah
memuaskan dibandingkan menunjukkan kabar di-release-nya sebuah karya. Anyway, alhamdulillah atas
segala petunjuk dan pertolongan Allah subhaanahu wa’a'ala.
_______
Lamongan, 3 Austus 2022 / 5 Muharram 1444 Hijriyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar