Kamis, 26 September 2024

Guru Tampil Bak Artis?


Guru Harusnya Tampil Bak Artis yang Sedang Manggung?

_________

Bila anak-anak, para siswa, mempunyai idola atau teladan yang tak jauh umurnya di atas mereka, maka guru yang sudah jauh usianya melebihi mereka tak boleh merasa ditinggalkan. Anggap saja itu alamiah anak-anak. Mereka tentu saja lebih mudah meniru kakak-kakak atau orang yang berusia beberapa tingkat saja, dari pada para guru yang seusia bapak atau pun kakek mereka. Walaupun demikian, anak-anak adalah jiwa-jiwa suci yang tak mudah menyepelekan apa yang ada di sekeliling mereka. Anak-anak dengan tulus tetap akan menghormati siapa saja yang mereka lihat lebih tua, asal mereka mengenal. Tak kenal maka tak sayang. Para guru sekarang dituntut minimal mengenal para siswanya. Bahasa lainnya, silahkan kita menjadi kenalan anak-anak yang baik. In sya Allah tanpa paksa-paksa, suruh ini suruh itu, anak-anak akan cenderung mencontoh setiap kebaikan.

Pertanyaan, diskusi atau penataran tentang bagaimana metode mengajar yang efektif, bahkan soal bagaimana menjadi guru untuk kaum milenial atau generasi Z tak jarang kita temui. Setiap pendidik atau siapa pun yang concern atau punya perhatian terhadap keberhasilan pendidikan tentu tak pernah bosan dan  henti berpikir, membincang dan mengupas persoalan seputar siswa, generasi kini, sekolah serta kurikulum pendidikan. Pembicaraan kadang tak dapat terkendali hingga rasan-rasan kebijakan dari otoritas terkait pendidikan.Semua orang memang boleh, berhak dan tak dilarang berbicara, selama itu bukan jenis pembicaraan yang mubadzir, tak berguna apalagi terlarang.

Yang mengemuka akhir-akhir ini adalah pendapat atau anggapan bahwa oleh sebab pengaruh teknologi informasi, tepatnya keberadaan hape atau gadget, dimungkinkan membuat para siswa arau anak-amak tak mudah dikendalikan. Guru tak lagi satu-satunya sumber ilmu. Kurikulum yang ada sebagian terkesan telat update, kadaluwarsa, tak sesuai perkembangan jaman. Tempat belajar pun tak nyanan bila tak memberikan kebebasan sebagaimana saat para siswa di tempat bermain, di depan layar games, di warkop. Tentu sekolah pasti tak perlu sama dengan tempat-tempat tadi, setidaknya jiwa bebas mereka yang  tidak mudah betah perlu tersedia saluran ekspresinya.

Ada sekolah kreatif, sekolah alam, sekolah billingual, homeschooling atau bentuk ijtihad pendidikan lainnya patut diapresiasi. Sebagai tempat pelayanan umum atau public service, sekolah harus melakukan penyesuaian dengan klien, konsumen, yakni murid dan wali murid. Yang tetap harus dijaga, tak boleh ditawar, tentu kualitas. Persaingan di antara lembaga pendidikan pun hendaknya dengan berlomba dalam kebaikan, penaikan mutu. Kesediaan berjibaku dengan kualitas patut menjadi prinsip, hingga ada sekolah-sekolah yang menjadikannya sebagai ikon sekolah. Misalnya, SMK Mutu di Gondanglegi adalah akronim SMK Muhammadiyah 7. 

Lembaga, institusi, organisasi, badan usaha atau korporasi apa saja akhirnya tergantung pada sumber daya manusia atau SDM di dalamnya. Di lembaga pendidikan, tentulah peran guru yang utama yang menjadi ujung tombak keberhasilan pendidikan. Fasilitas pembelajaran, manajemen sekolah, kepemimpinan oleh kepala sekolah, serta kurikulum adalah penting semua. Walaupun demikian, keberadaan guru adalah yang paling utama. Fasilitas dan manajeman dapat diatasi secara terbatas oleh guru. Tentang peran sentral seorang guru, maka guru mendapat sebutan kurikulum berjalan. Pendidikan, oleh karena itu, identik dengan guru dan murid saja, yang lainnya nomor sekian.

Jadi seperti apa peran yang dilakukan guru di era sekarang adalah amat penting dipahami. Masing-masing guru diharapkan dapat menempatkan diri dan memerankan diri secara tepat di tengah-tengah anak didik di setiap kelas secara adaptif. Setiap kelas berbeda dengan kelas lainnya dari sisi latar belakang tiap siswa, minat dan kompetensi. Bahkan jam tatap muka siang hari di atas pukul 13 pasti berbeda dengan jam awal di pagi hari pada pukul 7. Belum lagi materi apa 2yang sedang disampaikan juga menentukan minat dan perhatian siswa. Kondisi dan kemudian penampilan guru memang menjadi faktor, namun aspek-aspek dari sisi murid dan kurikulum itu sendiri pun cukup menentukan. 

Memang ada kecenderungan sebagian orang menilai pendidikan dari sisi guru saja tetapi tanpa disertai apresiasi yang memadahi mengenai seberapa besar tantangan yang dihadapi. Idealnya para guru adalah seperti artis yang sedang di panggung yang tampil memukau. Padahal para entertainer itu menghibur hanya dalam waktu terbatas, beberapa saat saja. Mereka memiliki persiapan yang cukup seiring mereka terima tawaran manggung dengan tarif yang diminta.  Sementara guru di tengah-tengah siswa dalam waktu yang cukup lama, marathon, dengan janji penghargaan agar Allah sendiri  yang balas. 

Bila guru dituntut tampil selalu memukau, tak pernah marah, menghadapi puluhan siswa di kelas, memang idealnya demikian. Sama halnya para artis tadi menghadapi anak-anaknya sendiri di rumah, 2 atau 3 putra putri saja, dapatkah untuk selalu memukau, manis dan sama sekali tidak marah? 

_______

Lamongan, Sabtu 21 Sept. 2024 / 17 Rabiul Awal 1446 H

Senin, 23 September 2024

Memutar Film Kisah Nabi SAW

 



Bulan peringatan maulid nabi kadang berlalu tanpa terserapnya makna. Itu seperti bulan Agustus yang telah berganti dengan bulan berikutnya tanpa ada nilai juang yang tersisa. Bulan maulid kali ini ada yang istimewa, alhamdulillaah. Seorang teman memposting film sejarah hidup Rasuulullah Muhammad shalallaahu 'alayhi wassalam dari dari lahir hingga wafat Saya lihat film ini telah diafirmasi oleh lembaga keislaman selevel Universitas Al azhar Mesir. Jadi, bila kita menyaksikan apa yang ada di film ini tidak perlu terlalu khawatir mengenai yang ditampilkan. Sebagai sebuah film, karya ini sudah amat baik dan in sya Allah manfaat.

Penulis sempat berpikir kenapa baru sekarang mengetahui ini. Boleh jadi dulu pun pernah melihat ada film tersebut, tetapi belum sempat memutarnya. Padahal dengan menyaksikan film yang diproduksi sudah lama ini, tahun 1976, kita dapat memperoleh gambaran yang lebih dari yang kita dengar dari ceramah atau penggalan-penggalan kisah yang kita baca di buku atau media lainnya. Ma sya Allah tabarakallaah telah ada karya yang demikian monumental.

Sebagai pembelajar, betapa banyak hal-hal yang selama ini belum diperhatikan dari shirah nabawiyah. Betapa kita mengaku menjunjung keberadaan beliau, menyanjung namanya, bersalam dan bershalawat, mencintainya dan berupaya meneladaninya, seraya mengharap syafaatnya, namun nyata betul terlalu sedikit yang telah kita pelajari. Asytaghfirullaaal 'adhiim. Sejatinya amat sedikit yang kita baca dan kita dengarkan selama ini, maka pasti sedikit pula  yang telah kita pahami dan renungkan.

_______
Senin, 23 Sept. 2024 / 19 rabiul Awal 1446 H.

Sabtu, 07 September 2024

Resah Bila Berkurang Sumber-sumber Kenyamanan

 



Ketika air tidak mengalir di saluran ke rumah kita tentu ini menimbulkan kerisauan. Kita butuh air untuk berbagai keperluan. Air adalah kebutuhan vital. Berkurangnya air akan berdampak ketidaknyamanan dalam banyak hal, demikian gaya ungkapan sekarang. Yang paling tragis adalah bila haus dan tiada air untuk membasahi kerongkongan, sementara kondisi tubuh pun melemah. Na'udzubillaah. Semoga Allah tak menguji kita dengan cobaan yang berat.

Pada saat listrik mati, tak kalah serunya dengan ketiadaan air, banyak hal yang akan terbengkalai. Tiada penerangan membuat sulit berkegiatan. Berbagai perlengkapan tak dapat dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan utama. Misal, pompa air tak menyala otomatis akan terjadi keadaan di atas. Begitu pula perlengkapan elektrik lainnya tak dapat difungsikan untuk melayani keperluan kita. 

Pada waktu BBM langka kita pun dibuat kelabakan. Peralatan listrik yang sebagiannya memerlukan bahan bakar minyak pun tak dapat dimanfaatkan. Khususnya  kendaraan yang amat dibutuhkan untuk mobilitas manusia, Ketiadaan BBM menjadikan kita seakan mengalami masa penahanan dalam kota. Kita tak boleh atau dibatasi untuk keluar rumah. Kita seakan terpasung, terkekang kebebasan kita.

Sedangkan di era kemajuan teknologi informasi sekarang kita tengah amat tergantung dengan gadget. Kebutuhan informasi dan komunikasi kini amat terkait dengan piranti gawai dan sinyal internet. Nah, ketika terjadi gangguan jaringan, atau ketiadaan pulsa, atau hape kita lowbat, butuh di-recharge, betapa perasaan tidak nyaman, ada yang kurang, sampai merasa panik. Ketergantungan komunikasi jarak jauh dengan gawai atau komputer dan lainnya sungguh tak dapat dihindarkan. 



وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

(155) Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. 1 Al Baqarah: 155) 

Mantup Lamongan
Sabtu, 7 September 2024


Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran

Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha h...