Yang paling diingat dari janji kampanye Prabowo adalah program makan siang gratis. Agar sesuai kondisi, kemudian itu diganti menjadi makan bergizi gratis (MGB). Mantan Danjen Kopassus ini, saat masih aktif di militer, pernah berkunjung di sebuah kesatuan dan mendapati makanan para prajurit yang dinilainya sederhana, kurang layak untuk para satria pembela negara.
Prajurit harus punya fisik yang kuat dan akal yang cerdas. Bagaimana dapat diharapkan jika kwalitas makanannya tidak baik? Kira-kira demikian yang pemikiranya. Mulai saat itu juga menu makanan tentara.ditingkatkan. Apa hal ini yang menginspirasi?
Menurut adiknya, Hashim Djojkhadikusumo, tahun 2006 Prabowo melihat data tingginya angka stunting, anak-anak Indonesia yang kurang gizi. Bagaimana hidup mereka kelak bila kondisi seperti ini tidak tertangani. Masalah yang mendasar, soal pangan, cukup menyentuh hati dan menjadi pikiran seorang militer yang kemudian beralih hidup sebagai orang sipil dan mendirikan Partai Gerindra ini.
Prabowo Subianto yang dikenal apa adanya dalam bersikap ini tampaknya masih melihat banyak masyarakat yang kurang makan. Secara umum mungkin tidak kelaparan tetapi kwalitas makanannya yang kurang, kurang bergizi. You are what you eat di antaranya mengandung pengertian betapa makanan itu berpengaruh terhadap kehidupan seseorang. Tentu itu tidak sebatas berwujud menjadi kurus atau gemuk badannya, tetapi tak kalah penting yakni efek kwalitas berpikir dan kehidupan yang sehat secara substansi.
Pada pidato perdananya setelah dilantik, Prabowo begitu berapi-api mengungkapkan semangatnya untuk bekerja memimpin bangsa dan negara. Idealis sekali yang disampaikannya dan memang tentang apa yang dihadapi serta yang menjadi harapan bersama. Amat mendasar, bagaimana wong cilik iso gemuyu, bagaimana rakyat kecil dapat tertawa, bahagia. Oleh karena itu sejak kampanye ia ingin memberi makan gratis kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, di antaranya para siswa sekolah dan para ibu hamil.
Rupanya dalam.pandangannya, Indonesia masih menghadapi persoalan mendasar, yakni pangan. Jenderal yang 'kutu buku' suka membaca dan punya koleksi bacaan yang banyak ini barangkali sepakat dengan pendapat ilmuwan Gunnar Myrdal bahwa penduduk Asia Selatan umumnya kurang makan. Maka sementara pernah disebut terbelakang.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil makmur, gemah ripah loh jinawe, tata tentrem kerta raharja, baldatun thayyibatun warabbun ghafur, ditargetkan sekitar 4 tahun mendatang negeri ini harus mampu swasembada pangan.
Akankah di bawah kepemimpinannya bangsa ini akan dapat makan yang bergizi dan melahirkan generasu sehat, kuat dan berkwalitas? Tentu jawabnya: semoga.
_______
Lsmongan, 21 Oktober 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar