Minggu, 13 Oktober 2024

Memberi Petunjuk itu Hak Allah Saja, Catatan dari Kasus Murtad Dahlan Iskan


Ketika publik mengetahui Dahlan Iskan melakukan ritual agama Budha, ada pula pidatonya bahwa ia aktivis Budha Seci, maka ia pun dinilai telah murtad keluar dari Islam. Bukan karena ia pernah transplantasi atau ganti hati tetapi karena hidayah keimanan tauhid telah dicabut dari dirinya. Apakah itu khilaf sesaat di saat usianya sudah di atas 70 tahun atau ia akan mati dalam kekafiran? Na'udzubillaahi mindzaalik. Wallaahu a'lam.

Sebagian orang, minimal penulis sendiri, lantas berpikir betapa kepintaran, wawasan yang luas, pengalaman haji dan umrah, latar belakang pendidikan dan keluarga santri, tak jamin adanya petunjuk kebenaran iman di hati. Betapa Dahlan Iskan yang cukup dikenal luas sebagai jurnalis, penulis, intelektual, mantan pejabat, juga owner surat kabar besar ini ternyata menyimpan dan mengembangkan pemikiran atheis.

Reaksi netizen dan orang-orang dekatnya, keluarganya, seakan tak  digubris. Pesan-pesan WA pun tak diresponnya. Umumnya ingin klarifikasi dan berharap yang terjadi itu kekhilafan. Harapan orang beriman yang menyayanginya mungkin tetap tak terjadi jika tak dikehendaki Allah. Dia memberi petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya. 

Kita diberikan ibrah bagaimana seorang nabi atau rasul tak dapat memberikan hidayah. Itu adalah hak prerogatif Allah, demikian istilah yang dapat menjelaskan. Rasulullah Muhammad shalallaahu 'alayhi wassalam tak dapat membuat paman yang dikasihinya memperoleh hidayah. Demikian pula Nabiyyullah Ibrahim 'alayhi salam terhadap sang ayah. Contoh lain Nabi Nuh alayhi salam terhadap putranya tak dapat meyakinkan.  

Kita patut bersyukur atas hidayah yang Allah berikan. Kita patut bersyukur dikaruniakan kemampuan melihat yang benar dan diberikan kemampuan melaksanakannya. Kita bersyukur diberikan pengetahuan tentang yang salah dan diberikan kemampuan menghindarinya. Kita pun bersyukur diajarkan Nabi SAW doa Allaahumma a'inniy 'alaa dzikrika wasyukrika wahusniy 'ibaadatika. Ya Allah tolonglah aku untuk dapat ingat, bersyukur dan memperbaiki ibadahku kepada-Mu.

Sesungguhnya yang membanggakan berupa ketenaran, kekayaan, kepintaran, pengalaman, jaringan yang luas, semua tak ada artinya dibandingkan hidayah keimanan dan keridhaan Allah Ta'ala.

Allaahumma yaamuqallibal quluub tsabbit qalbiy 'alattha'aatik. Ya Allah yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati kami pada agama-Mu. Allaahumma yaa musharrifal quluub sharrif quluubanaa 'alattha'aatika. Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati kami untuk taat kapada-Mu. Aamiin.

______ 

Lamongan, 13 Oktober 2024


Tidak ada komentar:

Gus Miftah dan Gaya Bicara untuk Orang Pinggiran

Nik durung entek es tehmu, yo konoo terusno dodol,....goblok .. (Kalau es tehmu belum habis, ya sana teruskan jual  ..goblok ...) ...ha ha h...