Rabu, 01 Januari 2025

Tahun 2024 Tahun Keramat, Catatan Politik Sederhana

 

Tahun 2024 seakan dinantikan sebagai semacam 'tahun keramat'. Angka tahun itu diancang-ancang menjadi tonggak kebangkitan Islam setelah runtuhnya Kekhalifahan Islam Ustmani di Turki pada tahun 1924. Harapan kebangkitan Islam itu merujuk siklus seratus tahunan perubahan takdir dinamika kehidupan.Wallahu a'lam. Penulis mendapatkan catatan itu sejak masa masih kuliah S1 tahun1989 - 1994, saat  mengikuti  kajian-kajian di masjid kampus. Entah kebetulan satu pola pemikiran,  seakan mengikuti harapan itu adalah prediksi dengan iman dan akal sehat bahwa Israel akan hancur pada 2027. Tokoh Hamas Syeh Yasin menyampaikan itu.

Tahun 2024 juga tahun yang oleh sedikit saja orang amat diwaspadai  Konspirasi jahat tingkat dunia akan menyebarkan virus yang lebih mematikan dari Covid 19, yang direncanakan pada bulan Mei 2024. Syukur alhamdulillah itu  tidak jadi terlaksana. Tokoh kritis seorang ekonom Ichsanuddin Noorsyi dengan berani dan lantang menyuarakan rencana jahat mereka itu.  La'natullah  'aladdhaalimiin. Laahawla walaaquwwata illaabillaah.

Kebetulan pula tahun 2024 adalah jadwal digelar pemilu legislatif dan pemilu presiden bahkan juga pilkada serentak di Indonesia. Khususnya tentang pilpres 2024, ini  berarti menandai berakhirnya rezim Jokowi.yang telah memerintah 2 periode, yang berdasarkan konstitusi sudah tak berhak dipilih lagi. Ternyata itu tak mudah dilalui karena Mulyono Si Raja Jawa masih ingin terus berkuasa. Diusulkanlah untuk perubahan konstitusi agar presiden dapat dipilih hingga 3 periode. Ketika itu gagal, lalu ganti digulirkan wacana menunda pemilu hingga 2027 dengan alasan yang mengada-ada. Ketika niat busuk itu pun menthok, maka  dibuatlah rekayasa yang melahirkan "fufufafa  anak haram konstitusi dan berhasil menjadi wapres.' 

Berakhirnya tahun 2024 juga memendam tekad dan tuntutan keadilan dari keluarga korban pembantaian KM50. Pengadilan sesat kasus itu amat menyakitkan rasa keadilan keluarga korban dan masyarakat. Ada pula penulis buku Jokowi Undercover Bambang Tri Mulyono, yang menggugat keaslian ijazah Jokowi, serta  Gus  Nur (Ustadz Sugi Nur Raharja) yang kini masih mendekam di penjara, pastilah mereka menanti datangnya keadilan. Namun Jokowi dan keluarga juga tidak dapat tidur  tenang atas tuduhan sebagai finalis koruptor terbesar 2024 oleh lembaga dunia Organized Crime  and Corruption Reporting Project (OCCRP)

Di pennghujung tahun, publik pun diperlihatkan perseteruan yang terbuka antara Jokowi dan partai  PDIP. Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution dipecat dari partai pengusungnya itu. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan, begitu adagium politik ini berlaku.. Drama politik ini tampaknya akan makin ramai, menyusul setelah itu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Publik menduga itu adalah balasan Jokowi yang masih punya pengaruh menyetir lembaga anti rasuah itu. Di sisi lain, Hasto dinilai publik memang seharusnya sejak lama dijerat terkait politisi Harun Masiku yang bertahun-tahun kabur, menghilang, karena kasus suap pergantian antar waktu anggota DPR RI FPDIP. 

Publik pun dibuat makin penasaran dan menunggu ketika Hasto mengaku memegang dokumen / video yang berisi tindak pidana yang mengarah pada keluarga Jokowi. Dokumen itu pun kini dittipkan di Rusia pada tokoh kritis Prof. Coonie  Rahakundini Bakrie yang kini menjadi guru besar di Universitas Negeri Saint Petersburg, Rusia.  Hasto seakan mengancam 'tiji tibeh'mati siji mati kabeh' artinya mati satu mati semua, ia tak ingin hancur sendiri. 

Selanjutnya tahun 2024 juga merekam peristiwa-peristiwa politik menarik lainnya. Prabowo Subianto yang berkali-kali kalah dalam kontestasi pilpres akhirnya terpilih dan memimpin negara dan pemerintahan. Sewaktu Kabinet Merah Putih baru dua bulan dibentuknya,  viral Sunhaji penjual es teh yang menerima olok-olok guyon di pengajian Gus Miftah. Gaya bicara untuk orang pinggiran yang dibawa ke panggung umum ini  yang membuat pendakwah ini mundur dari jabatan Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan dan Pembinaan Sarana Ibadah. 

Penulis menduga reaksi masyarakat bak badai yang menghantam panggung ceramah Miftah adalah karena sang pendakwah identik dengan pendukung rejim Mulyono. Ia sempat lantang mengatakan bahwa dalam setahun yang lalu saja empat kali telah diundang atau berbicara di hadapan Presiden Jokowi. (Nah ... apalagi sekarang dirinya juga) AKBP, Aku Kyaine Bapak Praroro …? Ujarnya dengan tertawa. Tak disangka tak lama setelah itu pria,  yang pujasera (putra Jawa kelahiran Sumatera) dan mengklaim dirinya masih keturunan Raden Patah dan Raja Brawijaya,  ini menangis "terharu" ketika mengundurkan diri dari jabatan kerennya itu. Ia mengaku tanpa ada tekanan dari mana pun.

Munculnya pemerintahan baru kini telah membuka peluang banyak perubahan di tahun 2025 dan seterusnya. Prabowo dan kabinetnya dihadapkan pada persoalan mendasar yakni masalah pangan. Prabowo ingin memberi makan rakyatnya. Itu diucapkannya pada masa kampanye dan kini ia bertekad merealisasikannya, Ia ingin menghentikan kasus anak kurang gizi, stunting, kurang semangatnya anak-anak bangsa dalam belajar serta kurang sehatnya para ibu hamil. Merekalah, para siswa dan ibu hamil, yang akan menjadi sasaran program makan bergizi gratis (MBG). Agenda yang stiap hari membutuhkan dana 1 trilyun itu menarik dicermati. Betapa Prabowo melihat rakyat masih berkutat pada persoalan yang amat mendasar. Ia mengatakan tak minat pada program mercusuar. 

Ada bocoran cerita ketika ia sedang di luar negeri, bahkan sebelum ia dilantik jadi presiden, ada yang bertanya apakah akan pindah ke IKN? Dijawabnya bahwa jangankan 5 tahun, (andaikan berkuasa  2 periode) 10 tahun pun gak akan pindah. Nah, ketika ini diketahui publik, orang mulai menyimpulkan ucapannya di hadapan Jokowi sekedar menghibur saja bahwa ia akan meneruskan proyek besar yang diinginkan sebagai legacy-nya itu. Publik pun makin hari makin yakin IKN yang telah menelan dana sekitar 100 trilyun itu akan mangkrak. Itu akan  seperti proyek Forest City di Malaysia yang jauh lebih besar, yang kini juga mangkrak, menjadi jerat hutang China. Mantan PM Najib Razak yang membangunnya kini masuk penjara. Mahathir Muhammad yang  kali kedua menjadi PM yang kemudian menggantikannya. lalu menghentikan proyek itu. 

Menapak tahun baru 2025 rakyat Indonesia melanjutkan pergulatannya mengatasi kebutuhan-kebutuhan mendasar. Pemerintah harus jujur dan mau mendengar jeritan rakyat dan tak menuruti ambisi pribadi ketika sedang memegang kekuasaan. Di dunia tak ada yang abadi apalagi kekuasaan politik yang selalu terbuka diperebutkan tanpa malu-malu. Yang telah berkuasa, yang telah melalukan abuse of power, penyalahgunaan wewenang; harusnya segera  bertaubat atau bersiap "ngunduh wohing pakerti" .

Patung Jokowi (yang dirancang) di IKN tampaknya tak akan pernah selesai. Itu adalah barang mubadzir dan menyakiti hati rakyat. Wong pembangunan rumahnya di Solo sebagai rumah mantan presiden saja di-demo agar tak dilanjutkan. Seburuk itukah Jokowi? Wallaahu a'lam.

Semoga menapak tahun 2025 ini kita selalu optimis melangkah, whatever will be, will be.  Kita orang beriman adalah saksi. Ihdinasshiraathal mustaqiim.

Lamongan, 1 Januari 2025 / 1 Rajab 1446 H.

 

 

 

 

Tahun 2024 Tahun Keramat, Catatan Politik Sederhana

  Tahun 2024 seakan dinantikan sebagai semacam 'tahun keramat'. Angka tahun itu diancang-ancang menjadi tonggak kebangkitan...