Senin, 07 April 2025

Karya-karya yang Digarap dengan Baik



Kadang terlintas pertanyaan di benak hati kenapa ada karya-karya orang baik yang terus dapat dinikmati hingga kini. Padahal sudah berusia lama, bertahun-tahun, puluhan tahun. Bahkan kita yakin itu akan terus dinikmati. Sebagai orang beriman kita meyakini bahwa kemampuan yang ada pada seseorang adalah karunia Allah. Itu sejak ia diberikan kesempatan dan motivasi belajar, berlatih untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya, hingga dalam proses berkarya serta presentasi atau me-release karya . Allah Maha Mensyukuri kebakan yang dilakukan hamba-Nya. Allah memberikan balasan yang terbaik untuk hamba yang berkarya kebaikan.

Sementara tak sedikit bakat dan kemampuan yang hebat tetapi justru untuk menghasilkan keburukan, bukan manfaat tapi mudharat.  Karya yang yang tak berguna apalagi menyesatkan, sungguh itu tidak diridhai Allah subhaanahu wata'ala. Mungkin saja karya semacam itu sempat viral, booming, menjadi trend, tetapi sesuatu yang buruk akan menemui titik jenuh, pudar dan tenggelam. Sayangnya, itu tetap menyisakan kerusakan dan membikin korban, entah apa bentuknya, cepat atau lambat. Itu tergantung oleh cara mengerjakannya. Sebagai contoh, bila seseorang berniat memiliki hal yang bukan haknya, ia dapat menggunakan cara kasar, merampas, atau dengan menipu memakai bahasa yang santun dan halus, atau menggunakan teknologi. Hasilnya dapat berlipat dari yang sekedar main rampasm

Keburukan yang dikerjakan dengan rapi, penuh perhitungan, sungguh-sungguh, profesional, dapat mengagumkan bahkan membius orang yang menyaksikan. Tujuan jahat pun dapat dicapai. Sedangkan kebaikan yang dikerjakan dengan asal-asalan, tidak dengan sungguh-sungguh, ngawur, asal jadi, tentu tidak menarik. Itu justru dapat menjadi bahan lelucon, tertawaan, serta kontra produktif. Tujuan beribadah, beramal, dakwah, syiar, ta;awun atau menolong, akan berakhir sia-sia.

 Amal ikhlas lillaahi ta'ala tentulah mesti yang baik, dikerjakan lebih baik dari yang berniat demi keburukan. Kebaikan tak cukup sekedar niat, syiar, koar-koar, simbol dan slogan, tetapi harus diikhtiarkan dengan memberdayakan pengetahuan dan yang cara terbaik, cara dan strategi yang cerdas dan tuntas.. Walau demikian jangan karena takut salah lantas tak ada kegiatan atau karya  yang dianggap selesai dan tuntas. Akhirnya, penulis bercerita bahwa di komunitas IRo-Society, yang foundernya yakni  Prof. Imam Robandi (ITS Surabaya), bersama sebagian IRotizens telah menerbitkan 3 buku antologi. Di sana, penulis menemukan satu pilihan sikap dalam berkarya: kecepatan mengalahkan kesempurnaan.

_______

Lamongan, Senin 7 Syawal 1446 H / 7 April 2025


Tidak ada komentar:

Karya-karya yang Digarap dengan Baik

Kadang terlintas pertanyaan di benak hati kenapa ada karya-karya orang baik yang terus dapat dinikmati hingga kini. Padahal sudah berusia la...